Pembukaan RAKERNAS Kementerian Perdagangan 2021

Pembukaan RAKERNAS Kementerian Perdagangan 2021

RAKERNAS Kementerian Perdagangan tahun 2021 dibuka secara resmi oleh Presiden RI Bapak Joko Widodo di Istana Negara Jakarta.  Dalam sambutannya, Bapak Presiden mengatakan bahwa meskipun di  tengah pandemi, ekspor Indonesia masih tumbuh dan masih naik.  Neraca perdagangan kita pun masih surplus meski dibayangi pertumbuhan ekonomi yang minus 2,19.  Di tahun 2021 ini diharapkan ekonomi bisa tumbuh sebesar 5%.

Menghadapi kondisi ekonomi global maupun nasional di tengah pandemi ini, Bapak Presiden mengharapkan beberapa hal antara lain peningkatan investasi, penciptaan peluang kerja sebanyak banyaknya karena sekarang sudah ada sekitar 10 juta penganggur baik karena pandemi pun dari angkatan kerja baru.  Selain itu Presiden pun mengharapkan agar perdagangan digital (e-commerce) harus terus dikembangkan sambil mengingatkan bahwa Indonesia tidak boleh menjadi korban dari e commerce dan mendorong untuk meningkatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri).

Dalam kesempatan ini pula Presiden menyampaikan bahwa 90% eksportir adalah pelaku usaha yang tergolong UMKM namun sayang kontribusinya terhadap ekspor baru sekitar 13%.  Hal ini perlu didorong dan melibatkan semua stake holder terutama pertisipasi aktif Kementerian Perdagangan.  UMKM kita, lanjutnya harus dibantu dalam hal branding yang bagus, kualitas kemasan (packaging), disain dan tidak lupa yang paling penting adalah permodalan.  Perbankan kita harus turun tangan untuk mengatasi hal ini (permodalan).  Kementerian Perdagangan juga harus melanjutkan dan mendukung ajakan Bangga Buatan Indonesia.   "Branding harus melekat agar masyarakat lebih mencintai produk Indonesia dibandingkan produk luar negeri. Karena penduduk Indonesia, penduduk kita berjumlah lebih dari 270 juta jiwa. Seharusnya adalah konsumen yang paling loyal untuk produk-produk sendiri," demikian ajakan Presiden untuk mencintai produk dalam negeri.  Produk-produk dalam negeri terutama dari UMKM harus menempati posisi-posisi strategis di retailer-retailer kita, jangan sampai terpinggirkan.

Berikut pidato Presiden untuk mencintai produk dalam negeri dan "membenci produk asing' :

Kementerian Perdagangan harus punya kebijakan dan strategi yang tepat untuk mengembangkan pasar produk nasional kita. Misalnya dengan mendukung program bangga buatan Indonesia, bangga buatan Indonesia.  Pusat perbelanjaan, mall harus terus didorong Jakarta sampai ke daerah dorong untuk memberikan ruang bagi produk-produk Indonesia khususnya UMKM. Jangan sampai ruang depan, lokasi-lokasi strategis justru diisi oleh brand-brand dari luar negeri.

Ini harus mulai digeser. Mereka digeser ke tempat yang tidak strategis. Tempat yang strategis, lokasi yang baik, berikan ruang untuk brand brand lokal.  Branding harus melekat agar masyarakat lebih mencintai produk Indonesia dibandingkan produk luar negeri. Karena penduduk Indonesia, penduduk kita berjumlah lebih dari 270 juta jiwa. Seharusnya adalah konsumen yang paling loyal untuk produk-produk kita sendiri.  270 juta adalah jumlah yang besar, pasar yang besar. Ajakan-ajakan untuk cinta produk-produk kita sendiri, produk-produk Indonesia harus terus digaungkan. Produk-produk dalam negeri gaungkan. Gaungkan juga benci produk-produk dari luar negeri.  Bukan hanya cinta tapi juga benci. Cinta barang kita benci produk dari luar negeri. Sehingga betul-betul masyarakat kita menjadi konsumen yang loyal sekali lagi untuk produk-produk Indonesia.

Kementerian Perdagangan dituntut pula untuk mencari pasar-pasar ekspor baru dan menuntaskan setidaknya 23 CEPA (perjanjian kemitraan ekonomi regional maupun global).  Beberapa perjanjian kemitraan ekonomi tersebut sudah kita manfaatkan dan nikmati hasilnya.

Pada bagian akhir sambutan pembukaannya, Presiden mengingatkan bahwa tahun 2021 ini adalah tahun pemulihan dengan menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5%  harus tercapai sekaligus mengajak dan menekankan bahwa untuk mencapai target tersebut tidak hanya kerja normatif tetapi harus kreatif dan inovatif.